Tuhan menyampaikan rezeki Anda
melalui atasan Anda.
Jika Anda menghujatnya, apakah dia
memang pantas dihujat atau tidak,
Anda telah menghina pribadi yang
saat ini sedang digunakan oleh Tuhan untuk menyalurkan rezeki
Anda.
Yang memilih untuk bekerja di
bawahnya, adalah Anda.
Yang takut untuk keluar mencari
pekerjaan baru yang gajinya lebih
baik, juga Anda.
Yang mengatakan "Habis, belum
ada pekerjaan lain, bagaimana
dong?", juga Anda.
Hmm … kasihanilah atasan Anda itu.
Dia mungkin memang tidak pandai,
kasar, maunya banyak tapi memberi
sedikit, cepat melihat kesalahan tapi
mengabaikan kontribusi, …
tapi dia saat ini adalah pembayar gaji
Anda.
Istri, anak-anak, ibunda yang
menunggu kiriman di kampung itu …
semuanya menunggu rezeki yang
disalurkan oleh Tuhan melalui orang
yang Anda benci itu.
Jika Anda yang tidak tegas
memperbaiki diri dan keadaan Anda
sendiri, paling tidak berkasih-
sayanglah kepada orang yang saat
ini membayar Anda.
Sesungguhnya, Anda-lah yang
sedang ditunggu kebaikan hati dan
ketegasannya.
Ingatlah, Rezeki yang baik untuk
orang yang baik, dan sebaliknya.
Sumber: Mario Teguh