Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Fenomena Warga Miskin di Daerah yang Kaya Sumber Daya Alam

Kemiskinan di Indonesia merupakan suatu masalah yang sangat sulit untuk dicari jalan keluarnya. Kita juga tidak tahu mengapa di negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah ini angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan masih sangat tinggi. Mungkin penyebab dari relita di atas adalah di Indonesia masih minim dengan sumber daya ahli untuk mengolah kekayaan alam kita ini, selain itu di Indonesia juga belum banyak tersedia infrasturktur untuk mengolah sumber daya tersebut(misal: pabrik pengolahan minyak mentah), jadi hasil dari bumi kita ini kebanyakan kita ekspor keluar negeri dengan harga yang murah(bahan mentah kita jual), lalu setelah barang itu diolah oleh pihak asing kita kembali membelinya dengan harga yang tinggi. kalau dipikir-pikir dari segi ekonomi itu sangat merugikan bangsa kita. tetapi apa yang mau kita perbuat lagi, dinegara kita belum tersedia fasilitas pengolahannya.

Tetapi pada postingan kali ini, saya hanya akan memberikan data-data kemiskinan dari salah satu provinsi di Indonesia, yaitu Provinsi Aceh. Yang menjadi alasan saya mengapa memilih Provinsi Aceh pada posting kali ini adalah karena tugas dari dosen IMF kami disuru untuk mengumpulkan data-data tentang kemisknan di Aceh, selain alasan tersebut saya mengambil materi ini karena saya sekarang sedang berdomisili di wilayah Banda Aceh, jadi materi ini dapat menambah wawasan saya yang notabene anak Medan.

Baiklah kita mulai saja pembahasan kita. Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2010, Aceh berada di posisi termiskin ke-tujuh di Indonesia dan di posisi paling miskin di pulau sumatera dengan persentase 20,98% dari total 4.486.570 jiwa penduduknya. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2009, angka kemiskinan di Aceh mengalami penurunan sebesar 0,82%. Dari data tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pemerintah Aceh belum dapat mengentaskan kemiskinan dengan optimal, padahal Aceh tergolong provinsi yang paling banyak menerima antuan dana, diantaranya: Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Otonomi Khusus, dana bagi hasil migas, dana tambahan abagi hasil migas, dana rehab-rekon, bantuan luar negeri (multidonor fund), dan dana reintegrasi. Jika diakumulasikan, total semua dana tersebut menyentuh angka Rp10.000.000.000.000 lebih. Dengan dana dan kekayaan alam yang dimilikinya sangat ironis bila provinsi ini termasuk provinsi termiskin di Indonesia.

-Perkembangan Penduduk Miskin di Aceh, 1999 - 2010


Jumlah penduduk miskin di Aceh tahun 1999 – 2002 mengalami peningkatan dari 14,75 % menjadi 29,83%, menurut hemat saya peningkatan penduduk miskin tersebut dipengaruhi karena terjadinya krisis ekonomi yang menghantam sebagian wilayah Asia yang pada tahun 1997. Peningkatan tingkat kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2001 – 2002 yaitu dari 19,20% menjadi 29,83%. Hal ini dikarenakan pada periode tersebut harga barang-barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan , yang digambarkan oleh inflasi sebesar 16,67% pada tahun 2001 dan 10,14% pada tahun 2002. Sedangkan dalam periode berikutnya secara perlahan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, kecuali pada 2004 – 2005 sedikit meningkat yaitu dari 28,37% menjadi 28,69% . Selama periode 2006 – 2008 persentase penduduk miskin Aceh mengalami penurunan yaitu dari 28,28% pada tahun 2006 menjadi 23,53% pada tahun 2008.
Pada tahun 2009 – 2010 persentase penduduk miskin di daerah perdesaan masih lebih tinggi daripada daerah perkotaan. Selama periode tersebut persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami penurunan dari 24,37% menjadi 23,54% , sementara di daerah perkotaan berkurang dari 15,44 % menjadi 14,65%.



Dibawah ini saya akan menampilkan beberapa data tentang kemiskinan yang dialami oleh penduduk Aceh:
 

-Perkembangan Penduduk Miskin di Aceh Maret 2010 – Maret 2011
 
Persentase penduduk miskin Provinsi Aceh pada bulan Maret 2011 sebesar 19,57%. Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret 2010 yang sebesar 20,98%, berarti persentase penduduk miskin turun sekitar 1,41%. Penurunan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan yaitu masing-masing 1,67% dan 0,96%.
Penurunan jumlah penduduk miskin ini diduga karena terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat yang diakibatkan oleh sebagian besar perekonomian sudah mulai bergairah kembali khususnya sektor pertanian. Hal ini berkaitan dengan pemberian bantuan pemberdayaan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin oleh pemerintah maupun lembaga nonpemerintah.


Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, akan tetapi ada dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan, yang mengukur rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan Aceh mengalami penurunan selama tahun 2010 – 2011 yaitu dari 4,11 menjadi 3,50. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 1,26 menjadi 0,94 pada periode yang sama. Hal ini menggambarkan adanya perbaikan pada tingkat konsumsi masyarakat miskin, karena penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.


Yah,,mungkin sekian dulu yang bisa saya posting kali ini. Apabila ada kesalahan pada postingan saya ini anda bisa membantu saya untuk memperbaikinya dengan menuliskan komentar di bagian bawah blog saya ini. Terima kasih.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Comments
3 Comments

3 komentar:

vicky asik mengatakan...

uih super sekali anda. ngak nyanka aceh ntuh kek gtu ya.
ok dh semoga sukses atas blog anda salam sukses

Introduce of Micro Finance mengatakan...

terima kasih ya..
Smg anda sukses jg..

admin72 mengatakan...

SEDANG BELAJAR KEMISKINAN YA, HE..HEseaiknya jangan pakek approach socio-ekonomis tok ,lebih afdol lagi kalo pdkt pakek aspek historis politis,pasti asik dh.

Posting Komentar